Bismillahirrahmanirrahiim,
Sahabat Al Falah,
Keimanan yang lemah merupakan bencana yang teramat besar, dan sifat tercela yang menimbulkan perbuatan-perbuatan yang tercela, seperti: tidak mengamalkan ilmunya, meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, mengharapkan pengampunan Allah SWT tanpa disertai usaha untuk memperolehnya, merasa khawatir akan masalah rezeki, dan takut terhadap manusia serta sifat-sifat tercela lainnya.
Tergantung kadar keimanan seorang hamba bagaimana ia menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, bukti yang paling kuat akan kelemahan imannya adalah ia meninggalkan hal-hal yang sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah SWT bahkan melakukan perbuatan yang menentang perintah Allah SWT. Oleh karena itu hendaknya setiap mukmin agar berusaha untuk memperkuat keimanannya.
Langkah-langkah yang dapat memperkuat dan menambah keimanan ada tiga, yaitu:
Mendengarkan dengan seksama ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengingatkan tentang janji dan ancaman Allah SWT serta hal-hal yang berkenaan dengan hari akhirat, begitu juga mendengarkan kisah-kisah para Nabi, serta mukjizat-mukjizat mereka, dan bencana yang menimpa orang-orang yang menentang mereka. Dan hendaknya juga memperhatikan kehidupan para salafush shalih (orang-orang baik yang telah pergi mendahului kita) yang serba zuhud akan dunia dan selalu menginginkan akhirat, serta hal-hal lain yang dapat kita dengar dari para ulama.
Melihat dengan mata hati kita dan meng-ambil pelajaran kepada keadaan langit dan bumi dan keajaiban-keajaiban ciptaan Allah SWT yang terdapat didalamnya.
Membiasakan diri agar selalu melaksana-kan amal saleh dan menghindar agar jangan sampai terjerumus dalam perbuatan kemaksiatan atau perbuatan buruk lainnya.
Karena keimanan merupakan perpaduan antara ucapan dan perbuatan, bertambah karena melakukan ketaatan dan berkurang karena melakukan kemaksiatan.
Demikianlah semua yang tadi telah kami sebutkan itu dapat menambah keimanan dan memperkuat keyakinan. Hanya kepada Allah SWT tempat memohon pertolongan.
Angan-angan kosong
Adapun angan-angan kosong adalah suatu sifat yang sangat tercela, yang dapat menghancurkan akhiratnya dan memakmurkan dunianya.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
ينجو أول هذه الأمة بالزهد في الدنيا وقصر الأمل , ويهلك اخرها بالحرص وطول الأمل
Artinya: “Golongan pertama umat ini selamat karena sikap zuhud terhadap dunia dan angan-angan yang pendek, sedangkan golongan terakhir umat ini akan celaka karena rakus terhadap dunia dan karena angan-angan kosong.”
من الشقاء أربع : جمود العين وقسوة القلب والحرص وطول الأمل
Artinya: “Empat hal yang mengakibatkan celaka: bekunya mata, kerasnya hati, sifat rakus (tamak), dan angan-angan kosong.”
Dan diantara doa beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam:
أعوذ بك من طول الأمل يلهيني
Artinya: “Aku berlindung kepada-Mu dari segala angan-angan yang membuatku lalai.”
Imam Ali Karamallah Wajhah berkata: “Perkara yang paling aku takutkan atas kalian adalah menuruti hawa nafsu dan angan-angan kosong. Adapun menuruti hawa nafsu akan mencegah seseorang dari perbuatan yang benar, sedangkan angan-angan kosong dapat melalaikan seseorang dari akhirat.”
Dan dari sebagian riwayat mengatakan: “Barangsiapa yang panjang angan-angannya maka buruklah amalannya.”
Jadi, yang dimaksud dengan angan-angan kosong artinya perasaan seseorang yang menganggap bahwa dirinya akan lama hidup diatas bumi ini, hal ini menunjukkan bahwa orang yang bersifat demikian adalah orang yang benar-benar bodoh, karena ia telah menghilangkan sesuatu yang nyata dan sebaliknya malah berpegang teguh pada angan-angan yang tidak ada artinya.
Andaikan ia ditanya di sore hari: “Apa engkau yakin bahwa engkau akan hidup sampai esok?” Atau di pagi hari: “Apa engkau yakin bahwa engkau akan hidup sampai sore?” Ia pasti menjawab: “Tidak.” Sementara itu ia melakukan pekerjaan untuk mengumpulkan kekayaan dunia seolah dia tidak bakal mati, andaikan ia diberi tahu bahwa ia akan kekal di muka bumi niscaya ia tidak akan pernah mendapatkan tempat untuk menambah keadaannya yang rakus dan tamak terhadap dunia. Jadi, siapakah yang lebih bodoh daripada orang yang memiliki sifat demikian?
Sesungguhnya angan-angan kosong adalah sumber dari berbagai macam perilaku yang jelek dan perbuatan yang jauh dari ketaatan, bahkan dapat mendorong seseorang terjerumus dalam kemaksiatan, seperti sikap tamak, kikir dan takut miskin.
Dan yang lebih buruk lagi dari sifat-sifat tersebut adalah merasa senang terhadap hal-hal bersifat duniawi, berusaha untuk memakmurkan dan mengumpulkan harta benda sekuat tenaga.
Rasul Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
بعثت لخراب الدنيا فمن عمرها فليس مني
Artinya: “Aku diutus tidak untuk bermegah-megahan di dunia, maka barangsiapa yang memakmurkannya ia bukan dari golonganku.”
Dan dari sebab angan-angan kosong ini timbullah sikap selalu menunda-nunda, dia bagaikan orang yang mandul yang tidak dapat melahirkan kebaikan apapun, dikatakan: Sesungguhnya kebanyakan jeritan penduduk neraka disebabkan sifat menunda-nunda. Orang yang suka menunda-nunda selalu merasa berat dalam menjalankan ketaatan dan menunda taubatnya atas perbuatan maksiat yang dilakukannya hingga maut menjemputnya.
Allah SWT berfirman:
رب لولا أخرتني إلى أجل قريب فأصدق وأكن من الصالحين
Artinya: “Lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh ? ” (Qs. Al-Munafiqun: 10)
Maka dikatakan padanya:
ولن يؤخر الله نفسا إذا جاء أجلها
Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya.” Qs. Al-Munafiqun: 11)
أولم نعمر كم ما يتذكر فيه من تذكر وجاءكم النذير
Artinya: “Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (Qs. Faathir: 37)
Maka ia keluar dari dunia ini dengan membawa kerugian yang tiada batasnya, dan penyesalan yang tiada akhirmya. Oleh karena itu, perpendeklah angan-anganmu wahai saudaraku! Dan jadikanlah ajalmu selalu berada dihadapanmu dan angan-anganmu berada dibelakang punggungmu, gunakanlah cara untuk mewujudkan hal itu dengan banyak mengingat mati sebagai penghancur kelezatan, dan pemecah belah kesatuan.
Pikirkanlah orang-orang yang telah men-dahuluimu, baik itu sahabatmu maupun kerabatmu, hendaknya engkau merasa akan dekatnya kematian, karena itu adalah sesuatu perkara gaib yang sudah pasti ditunggu kedatangannya, bersiap-siaplah untuk menghadapinya dan waspadailah kedatangannya di setiap keadaan.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
والذي نفسي بيده مارفعت طرفي و ظننت أني أحفضه حتى أقبض ولا أكلت لقمة فظننت أني أسيغها حتى أغص بها من الموت
Artinya: “ Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah aku mengangkat kedua mataku lalu aku mengira bahwa aku dapat menurunkannya hingga aku dicabut nyawaku, dan tidaklah aku memakan sesuap pun melainkan aku mengira bahwa aku dapat menelannya hingga aku merasa tersendat karena kematian.”
Terkadang beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam memukul tangannya pada sebuah tembok untuk bertayammum, lalu ada yang mengatakan pada beliau: “Sesungguhnya air dekat darimu,” beliau berkata: “Aku tidak tahu mungkin saja aku tidak dapat . mencapainya.”
Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. mengungkapkan dalam sebuah syairnya:
Setiap orang berkumpul bersama keluarganya dipagi hari,
Sedang kematian berada lebih dekat dari ikat tali sandalnya
Imam Ghazali berkata: “Ketahuilah bahwa kematian tidak akan datang di waktu tertentu, atau keadaan tertentu atau di umur tertentu, tetapi ia pasti datang, maka persiapanmu dalam menyambut kedatangannya adalah lebih baik dari pada persiapanmu menyambut dunia.”
Sumber : Risalatul Mudzakarah Maal Ikhwanul Muhibbin Min Ahli Khair Wad-Din
Karya al-Alamah al-Habib Abdullah bin Alwi al Haddad
Keimanan yang lemah merupakan bencana yang teramat besar, dan sifat tercela yang menimbulkan perbuatan-perbuatan yang tercela, seperti: tidak mengamalkan ilmunya, meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, mengharapkan pengampunan Allah SWT tanpa disertai usaha untuk memperolehnya, merasa khawatir akan masalah rezeki, dan takut terhadap manusia serta sifat-sifat tercela lainnya.
Tergantung kadar keimanan seorang hamba bagaimana ia menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, bukti yang paling kuat akan kelemahan imannya adalah ia meninggalkan hal-hal yang sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah SWT bahkan melakukan perbuatan yang menentang perintah Allah SWT. Oleh karena itu hendaknya setiap mukmin agar berusaha untuk memperkuat keimanannya.
Langkah-langkah yang dapat memperkuat dan menambah keimanan ada tiga, yaitu:
Mendengarkan dengan seksama ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengingatkan tentang janji dan ancaman Allah SWT serta hal-hal yang berkenaan dengan hari akhirat, begitu juga mendengarkan kisah-kisah para Nabi, serta mukjizat-mukjizat mereka, dan bencana yang menimpa orang-orang yang menentang mereka. Dan hendaknya juga memperhatikan kehidupan para salafush shalih (orang-orang baik yang telah pergi mendahului kita) yang serba zuhud akan dunia dan selalu menginginkan akhirat, serta hal-hal lain yang dapat kita dengar dari para ulama.
Melihat dengan mata hati kita dan meng-ambil pelajaran kepada keadaan langit dan bumi dan keajaiban-keajaiban ciptaan Allah SWT yang terdapat didalamnya.
Membiasakan diri agar selalu melaksana-kan amal saleh dan menghindar agar jangan sampai terjerumus dalam perbuatan kemaksiatan atau perbuatan buruk lainnya.
Karena keimanan merupakan perpaduan antara ucapan dan perbuatan, bertambah karena melakukan ketaatan dan berkurang karena melakukan kemaksiatan.
Demikianlah semua yang tadi telah kami sebutkan itu dapat menambah keimanan dan memperkuat keyakinan. Hanya kepada Allah SWT tempat memohon pertolongan.
Angan-angan kosong
Adapun angan-angan kosong adalah suatu sifat yang sangat tercela, yang dapat menghancurkan akhiratnya dan memakmurkan dunianya.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
ينجو أول هذه الأمة بالزهد في الدنيا وقصر الأمل , ويهلك اخرها بالحرص وطول الأمل
Artinya: “Golongan pertama umat ini selamat karena sikap zuhud terhadap dunia dan angan-angan yang pendek, sedangkan golongan terakhir umat ini akan celaka karena rakus terhadap dunia dan karena angan-angan kosong.”
من الشقاء أربع : جمود العين وقسوة القلب والحرص وطول الأمل
Artinya: “Empat hal yang mengakibatkan celaka: bekunya mata, kerasnya hati, sifat rakus (tamak), dan angan-angan kosong.”
Dan diantara doa beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam:
أعوذ بك من طول الأمل يلهيني
Artinya: “Aku berlindung kepada-Mu dari segala angan-angan yang membuatku lalai.”
Imam Ali Karamallah Wajhah berkata: “Perkara yang paling aku takutkan atas kalian adalah menuruti hawa nafsu dan angan-angan kosong. Adapun menuruti hawa nafsu akan mencegah seseorang dari perbuatan yang benar, sedangkan angan-angan kosong dapat melalaikan seseorang dari akhirat.”
Dan dari sebagian riwayat mengatakan: “Barangsiapa yang panjang angan-angannya maka buruklah amalannya.”
Jadi, yang dimaksud dengan angan-angan kosong artinya perasaan seseorang yang menganggap bahwa dirinya akan lama hidup diatas bumi ini, hal ini menunjukkan bahwa orang yang bersifat demikian adalah orang yang benar-benar bodoh, karena ia telah menghilangkan sesuatu yang nyata dan sebaliknya malah berpegang teguh pada angan-angan yang tidak ada artinya.
Andaikan ia ditanya di sore hari: “Apa engkau yakin bahwa engkau akan hidup sampai esok?” Atau di pagi hari: “Apa engkau yakin bahwa engkau akan hidup sampai sore?” Ia pasti menjawab: “Tidak.” Sementara itu ia melakukan pekerjaan untuk mengumpulkan kekayaan dunia seolah dia tidak bakal mati, andaikan ia diberi tahu bahwa ia akan kekal di muka bumi niscaya ia tidak akan pernah mendapatkan tempat untuk menambah keadaannya yang rakus dan tamak terhadap dunia. Jadi, siapakah yang lebih bodoh daripada orang yang memiliki sifat demikian?
Sesungguhnya angan-angan kosong adalah sumber dari berbagai macam perilaku yang jelek dan perbuatan yang jauh dari ketaatan, bahkan dapat mendorong seseorang terjerumus dalam kemaksiatan, seperti sikap tamak, kikir dan takut miskin.
Dan yang lebih buruk lagi dari sifat-sifat tersebut adalah merasa senang terhadap hal-hal bersifat duniawi, berusaha untuk memakmurkan dan mengumpulkan harta benda sekuat tenaga.
Rasul Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
بعثت لخراب الدنيا فمن عمرها فليس مني
Artinya: “Aku diutus tidak untuk bermegah-megahan di dunia, maka barangsiapa yang memakmurkannya ia bukan dari golonganku.”
Dan dari sebab angan-angan kosong ini timbullah sikap selalu menunda-nunda, dia bagaikan orang yang mandul yang tidak dapat melahirkan kebaikan apapun, dikatakan: Sesungguhnya kebanyakan jeritan penduduk neraka disebabkan sifat menunda-nunda. Orang yang suka menunda-nunda selalu merasa berat dalam menjalankan ketaatan dan menunda taubatnya atas perbuatan maksiat yang dilakukannya hingga maut menjemputnya.
Allah SWT berfirman:
رب لولا أخرتني إلى أجل قريب فأصدق وأكن من الصالحين
Artinya: “Lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh ? ” (Qs. Al-Munafiqun: 10)
Maka dikatakan padanya:
ولن يؤخر الله نفسا إذا جاء أجلها
Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya.” Qs. Al-Munafiqun: 11)
أولم نعمر كم ما يتذكر فيه من تذكر وجاءكم النذير
Artinya: “Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (Qs. Faathir: 37)
Maka ia keluar dari dunia ini dengan membawa kerugian yang tiada batasnya, dan penyesalan yang tiada akhirmya. Oleh karena itu, perpendeklah angan-anganmu wahai saudaraku! Dan jadikanlah ajalmu selalu berada dihadapanmu dan angan-anganmu berada dibelakang punggungmu, gunakanlah cara untuk mewujudkan hal itu dengan banyak mengingat mati sebagai penghancur kelezatan, dan pemecah belah kesatuan.
Pikirkanlah orang-orang yang telah men-dahuluimu, baik itu sahabatmu maupun kerabatmu, hendaknya engkau merasa akan dekatnya kematian, karena itu adalah sesuatu perkara gaib yang sudah pasti ditunggu kedatangannya, bersiap-siaplah untuk menghadapinya dan waspadailah kedatangannya di setiap keadaan.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
والذي نفسي بيده مارفعت طرفي و ظننت أني أحفضه حتى أقبض ولا أكلت لقمة فظننت أني أسيغها حتى أغص بها من الموت
Artinya: “ Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah aku mengangkat kedua mataku lalu aku mengira bahwa aku dapat menurunkannya hingga aku dicabut nyawaku, dan tidaklah aku memakan sesuap pun melainkan aku mengira bahwa aku dapat menelannya hingga aku merasa tersendat karena kematian.”
Terkadang beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam memukul tangannya pada sebuah tembok untuk bertayammum, lalu ada yang mengatakan pada beliau: “Sesungguhnya air dekat darimu,” beliau berkata: “Aku tidak tahu mungkin saja aku tidak dapat . mencapainya.”
Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. mengungkapkan dalam sebuah syairnya:
Setiap orang berkumpul bersama keluarganya dipagi hari,
Sedang kematian berada lebih dekat dari ikat tali sandalnya
Imam Ghazali berkata: “Ketahuilah bahwa kematian tidak akan datang di waktu tertentu, atau keadaan tertentu atau di umur tertentu, tetapi ia pasti datang, maka persiapanmu dalam menyambut kedatangannya adalah lebih baik dari pada persiapanmu menyambut dunia.”
Sumber : Risalatul Mudzakarah Maal Ikhwanul Muhibbin Min Ahli Khair Wad-Din
Karya al-Alamah al-Habib Abdullah bin Alwi al Haddad
Wallahua'lam.....
Semoga bermanfaat