Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga "Menobatkan" 1108 orang Guru Profesional




Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. H. Machasin, MA., mengatakan, guru-guru di Indonesia harus punya kemampuan mengendalikan diri dengan baik, mampu dengan hebat menunjukkan, menjelaskan dan memberi inspirasi bagi semua anak didiknya. Disamping itu, guru-guru di Indonesia hendaknya selalu mengasah pikiran (teges, genah, ngarah-arah, dan ngenik-enik nalar semua muridnya), punya martabat yang baik, rajin beribadah dan selalu menjaga diri dari hal-hal yang tidak pantas. Kalau guru-guru di Indonesia bisa melakukan hal-hal tersebut di atas, maka proses pendidikan di Indonesia akan berhasil baik. Sebaliknya generasi bangsa akan rusak bila guru gurunya, tidak bisa melakukan hal hal seperti di atas. Di sisi lain, keluarga-keluarga di Indinesia, hendaknya pandai pandai memilih sekolah yang guru-gurunya mampu melakukan kriteria-kriteria seperti di atas, karena jika salah memilih guru, akan menyesal dan rugi sepanjang hayat.

Hal tersebut disampaikan Prof. Machasin di hadapan para guru yang baru saja dikukuhkan sebagai guru profesional Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga bertempat di Multipurpose, kampus setempat, Kamis, 12 November 2015.

Menurut ketua panitia Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, Munawwar Khalil, M. Ag., dalam laporannya pada prosesi pengukuhan menjelaskan, para guru yang dikukuhkan ini telah mengikuti PLPG dan telah dinyatakan lulus. Selama tahun 2015 ini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan mengelola PLPG sebanyak 3 angkatan, dimulai 15 Agustus s/d 21 September 2015. Para Guru yang mengikuti PLPG pada tahun 2015 ini semula berjumlah 1114 guru. Terbagi dalam 3 angkatan. Dari jumlah itu, 3 orang dinyatakan tidak lulus, dan 3 orang tidak memenuhi persyaratan. Sehingga yang menyelesaikan pelatihan dan dinyatakan lulus sebanyak 1108. Terdiri dari 274 orang para guru dari wilayah Sulawesi Tenggara dan 834 orang dari wilayah DIY dan Jawa Tengah. Sebanyak 834 guru profesional dari wilayah DIY dan Jawa Tengah inilah yang kali ini dikukuhkan Rektor UIN Sunan Kalijaga. Adapun 274 guru profesional yang berasal dari Sulawesi Tenggara akan dikukuhkan di Hotel Kubra Kendari, oleh Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. H. Tasman Hamami, MA., disaksikan Kakanwil Kemenag. Sulawesi Tenggara, 29 November mendatang.

Mereka terdiri dari para guru Pendidikan Agama Islam, guru-guru kelas dan guru-guru mata pelajaran bidang studi di wilayah Propinsi DIY dan sekitar Jawa tengah (Magelang, Klaten, dan Purworejo) serta Propinsi Sulawesi Tenggara. Guru-Guru yang mengikuti PLPG kali ini adalah para guru yang sebelumnya telah mengikuti Uji Kompetensi Awal (UKA), baik guru yang bertugas sebagai guru agama Islam, guru kelas, maupun guru mata pelajaran/bidang studi. Jumlah peserta yang terlibat di tahun ini adalah 1114 guru.

Dijelaskan, Para peserta PLPG selama 8 hari mengikuti proses pendidikan dan pelatihan bobot 90 jam Pembelajaran terdiri dari 32 JP teori dan 34 JP praktek, ujian praktek/peer teaching 20 JP, ujian tulis 4 JPL). Selama rentang waktu tersebut selama 5 hari, mereka mengikuti proses lecturing dan workshop materi pelatihan seperti : Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, Konsep Kurikulun 2013, Pendalaman Materi PAI/Bidang Studi, Teori dan Praktek Strategi Pembelajaran Kurikulum 2013, Workshop: Pengembangan Perangkat pembelajaran, Penerapan Media Pembelajaran, LKPD dan Perangkat Penilaian, dan Penelitian Tindakan Kelas. Selama 2 hari berikutnya, peserta melaksanakan peer teaching/praktek pembelajaran dan diakhiri pada hari ke delapan dengan saling menilai teman sejawat dan post-test.

Sementara, dari sejumlah 834 guru profesional yang dikukuhkan kali ini, 3 diantaranya berhasil meraih predikat lulusan terbaik diambil dari 3 angkatan. Mereka andalah: Ulfah Kusniah, guru dari Roudlatul Athfal Muslimat NU ngrayek 2, Magelang, dengan skor 93, Estri Ritah Indriwati guru dari Roudlatul Athfal Masyithoh Janten, Kulonprogo dengan skor 91,4, Haris Setyo Nugroho, guru dari Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Turus, Klaten, dengan skor 90,1.

Sementara, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Dr. H. Tasman Hamami, MA., dalam sambutannya antara lain menyampaikan, para guru yang dikukuhkan sebagai guru profesional kali ini setidaknya sudah menjalani pemgapdiannya sebagai guru selama 10 hingga 25 tahun. Dengan kesabarannya menanti kesempatan mengikuti sertifikasi dan berhasil lulus. Mudah mudahan dengan ujian kesabaran yang panjang itu sekarang bisa benar-benar mengabdikan dirinya sebagai guru profesional. Tidak lagi melakukan tugas-tugas keguruan dengan cara amatiran. Ciri-ciri guru amatiran antara lain: dalam melaksanakan tugas tanpa perencanaan dengan baik, proses pembelajaran seadanya, kurang disiplin, sehingga tidak bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi anak didiknya. Kalau sudah menjadi guru profesional, maka ia akan melaksanakan tugasnya dengan landasan kemahiran, ketrampilan, komitmen, dalam melaksanakan tugas dengan persiapan yang baik, sesuai standar yang jelas, sehingga proses membelajarannya juga akan bermutu.

Tasman Hamami berharap, dengan dikukuhkannya para guru sebagai guru profesional, mereka akan senantiasa menjaga etika profesi guru dengan terus meningkatkan profesionalisme, dapat menunjukkan peningkatan kinerja, kreatif dan berpikir untuk lebih maju. Sehingga bisa menjadi agen pembelajaran, untuk mewujudkan pendidikan Islam yang bermutu. “Janganlah merasa puas hanya sebagai guru yang biasa. Tapi berusahalah menjadi guru yang hebat/excellence teacher dan bahkan menjadi guru yang super,” Guru yang super bukan hanya mengajar dan mendidik dengan baik, tetapi dapat memberikan pencerahan dan inspirasi bagi semua anak didiknya. Sehingga anak-anak didiknya bisa menjadi orang-orang yang hebat di masa yang akan datang. Kehadiran dan kontribusi saudara sebagai guru-guru profesional sudah dinatikan masyarakat. Maka selalu berusahalah menjadi guru – guru profesional yang memiliki kepribadian yang kuat, tidak suka mengeluh dan tidak mudah menyerah. Berani dan mempu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. Jadilah Guru – guru pemenang, bukan guru-guru pecundang, yang melahirkan barokah bagi lingkungan”, demikian harap Tasman hamami. (Weni Hidatari-Humas UIN Sunan Kalijaga)

copas dari sumber asli : uin-suka.ac.id




Share this

Related Posts

Previous
Next Post »